
Setiap menjelang, memasuki bulan suci Ramadhan ada satu tradisi di Banyuasin yang tidak akan lekang di makan waktu.Tradisi Ruwahan yang bertujuan mengingatkan kita Kepada Tuhan Sang Pencipta dan mendoakan para arwah leluhur kita baik orang tua kita, Saudara maupun handai taulan kita yang telah menghadap Tuhan yang telah meninggal dunia.
Acara digelar biasanya bersama tetangga, keluarga baik didesa maupun di perkotaan bersama-sama membaca surat-surat Yasin dan doa-doa yang dihadiahkan untuk para Nabi dan Rosul juga para arwah Kakek Buyut kita yang telah tiada, sebagai ungkapan rasa syukur supaya bisa menemui dan berjumpa dengan bulan suci Ramadhan yang sudah didepan mata.
Biasanya acara diadakan setelah selepas sholat Jum’at siang atau malam Jum’at baik selepas sholat Maghrib ataupun sholat Isya dilaksanakan bisa dirumah dan juga di Masjid setempat bertujuan minta keredoaan kepada Tuhan karena masih diberikan umur yang panjang untuk berjumpa dengan bulan suci yang penuh barokah.
“Sebagai ungkapan syukur kita karena ALLAH masih memberikan umur yang panjang kepada kita, sehingga berjumpa dengan bulan yang suci, penuh berkah Bulan suci Ramadhan yang suda berada didepan mata tinggal hitungan beberapa hari lagi,” Ungkap Saiful Anwar, salah satu waraga Sukaraja Banyuasin, saat diwawancarai media ini, Jum’at (26/3/2021).
Saiful menambahkan, bahwa dirinya dan keluarga rutin menggelar acara ruwahan setiap Tahunnya, tapi kali ini ada yang berbeda dimasa pandemi C-19 ini selain menerapkan protokol kesehatan juga tidak banyak mengundang warga, hanya mengundang jama’ah sholat Jum’at dan tetap menjaga jarak seperti intruksi Pemerintah.
“Seperti biasa setiap Tahun kami mengadakan acara Ruwahan, kali ini karena pandemi C-19 kami hanya mengundang para jama’ah Sholat Jum’at saja ketika pulang dari Sholat,” Jelasnya.
Teks : Nasir





